BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Kahfi ayat 47-48

Tafsir Surah Al-Kahfi ayat 47-48

Tafsir Surah Al-Kahfi ayat 47-48 menerangkan berbagai peristiwa yang terjadi pada hari kiamat.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Al-Kahfi ayat 39-46 


Ayat 47

Tafsir Surah Al-Kahfi ayat 47-48 khususnya dalam ayat ini, Allah swt menerangkan berbagai peristiwa yang terjadi pada hari kiamat. Peristiwa-peristiwa itu antara lain:

Pada hari itu, Allah swt mencabut gunung-gunung dari cengkeraman bumi, sehingga hancur menjadi debu lalu diterbangkan ke udara sebagai-mana Allah menerbangkan awan. Dalam ayat yang lain Allah swt berfirman:

اِذَا رُجَّتِ الْاَرْضُ رَجًّاۙ   ٤  وَّبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّاۙ    ٥  فَكَانَتْ هَبَاۤءً مُّنْۢبَثًّاۙ   ٦

Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya, dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya, maka jadilah ia debu yang beterbangan. (al-Waqi’ah/56: 4-6)

Keadaan permukaan bumi ketika itu tampak polos. Tidak ada lagi sisa-sisa benda peradaban manusia, pohon-pohon kayu, sungai-sungai, dan laut yang selama ini terdapat di permukaan bumi. Semua manusia tampak jelas di hadapan Tuhan, tidak ada satu pun yang menutupi keadaan mereka seperti diterangkan Allah dalam firman-Nya:

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْجِبَالِ فَقُلْ يَنْسِفُهَا رَبِّيْ نَسْفًا ۙ  ١٠٥  فَيَذَرُهَا قَاعًا صَفْصَفًا ۙ  ١٠٦  لَّا تَرٰى فِيْهَا عِوَجًا وَّلَآ اَمْتًا ۗ  ١٠٧

Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang gunung-gunung, maka katakanlah, ”Tuhanku akan menghancurkannya (pada hari Kiamat) sehancur-hancurnya, kemudian Dia akan menjadikan (bekas gunung-gunung) itu rata sama sekali, (Sehingga) kamu tidak akan melihat lagi ada tempat yang rendah dan yang tinggi di sana.” (Taha/20: 105-107)

Pada hari itu, Allah swt mengumpulkan umat manusia dari zaman awal sampai akhir, sesudah dibangkitkan dari kuburnya masing-masing. Tidak seorang pun pada hari itu yang ketinggalan untuk diperiksa, baik raja maupun rakyat. Keadaan demikian diterangkan Allah swt dalam firman-Nya:

قُلْ اِنَّ الْاَوَّلِيْنَ وَالْاٰخِرِيْنَۙ   ٤٩  لَمَجْمُوْعُوْنَۙ اِلٰى مِيْقَاتِ يَوْمٍ مَّعْلُوْمٍ   ٥٠

Katakanlah, ”(Ya), sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan yang kemudian, pasti semua akan dikumpulkan pada waktu tertentu, pada hari yang sudah dimaklumi. (al-Waqi’ah/56: 49-50)

Firman Allah swt:

ذٰلِكَ يَوْمٌ مَّجْمُوْعٌۙ لَّهُ النَّاسُ وَذٰلِكَ يَوْمٌ مَّشْهُوْدٌ

… Itulah hari ketika semua manusia dikumpulkan (untuk dihisab), dan itulah hari yang disaksikan  (oleh semua makhluk). (Hud/11: 103)

Rasulullah saw menceritakan pula keadaan hari yang dahsyat itu sebagai berikut:

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ يُحْشَرُ النَّاسُ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً فَقُلْتُ: اَلرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ جَمِيْعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ؟ فَقَالَ: اَلْأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يَهُمَّهُمْ ذٰلِكَ. (رواه مسلم)

Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra bahwa dia berkata, “Aku dengar Rasulullah saw bersabda, “Pada hari kiamat itu manusia dikumpulkan (di Padang Mahsyar) berkaki telanjang, bertelanjang bulat, lagi tidak berkhitan.” Aku lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah antara laki-laki dan perempuan saling melihat satu sama lain?” Rasul saw menjawab, “Ya ‘Aisyah, urusan hari kiamat itu lebih dahsyat dari melihat satu sama lain.” (Riwayat Muslim dalam sahihnya)

Ayat 48

Tafsir Surah Al-Kahfi ayat 47-48 khususnya dalam ayat ini Allah swt menerangkan lagi apa yang terjadi pada hari kiamat itu, yaitu malaikat dan manusia dihadapkan kepada Allah dengan berbaris saf demi saf (barisan) seperti dalam salat jamaah, satu sama lain tidak saling menutupi, masing-masing dalam deretannya. Suasana mereka seperti pasukan di hadapan raja.

Lalu Allah menyatakan kepada mereka yang kafir dan ingkar kepada hari kiamat dengan pernyataan yang menggentarkan hati mereka, bahwa mereka didatangkan di hadapan Tuhan tanpa harta dan anak, bahkan tanpa pakaian dan sepatu seperti halnya pada waktu mereka diciptakan pertama kali. Sebagaimana diterangkan Allah pada ayat yang lain dengan firman-Nya:

وَلَقَدْ جِئْتُمُوْنَا فُرَادٰى كَمَا خَلَقْنٰكُمْ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّتَرَكْتُمْ مَّا خَوَّلْنٰكُمْ وَرَاۤءَ ظُهُوْرِكُمْۚ

Dan kamu benar-benar datang sendiri-sendiri kepada Kami sebagaimana Kami ciptakan kamu pada mulanya, dan apa yang telah Kami karuniakan kepadamu, kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia). (al-An’am/6: 94)

Rasulullah saw menerangkan pula tentang peristiwa hari kiamat ini dengan sabdanya:

إِنَّ اللهَ تَعَالَى يُنَادِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَا عِبَادِيْ أَنَا اللهُ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنَا أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ وَأَحْكَمُ الْحَاكِمِيْنَ وَأَسْرَعُ الْحَاسِبِيْنَ، أَحْضِرُوْا حُجَّتَكُمْ وَيَسِّرُوْا جَوَابَكُمْ فَإِنَّكُمْ مَسْئُوْلُوْنَ مُحَاسَبُوْنَ، يَا مَلاَئِكَتِيْ أَقِيْمُوْا عِبَادِيْ صُفُوْفًا عَلَى أَطْرَافِ أَنَامِلِ أَقْدَامِهِمْ لِلْحِسَابِ. (رواه ابن منده عن معاذ بن جبل)

Sesungguhnya Allah Yang Maha Tinggi memanggil pada hari kiamat, “Hai hamba-hamba-Ku. Aku Allah tiada Tuhan kecuali Aku, yang Maha Pengasih di antara yang pengasih, yang Mahabijaksana di antara yang bijaksana, dan yang paling segera mengambil perhitungan. Siapkan alasan-alasanmu, mudahkanlah jawaban-jawabanmu. Kamu sekalian akan ditanya dan akan dihisab. Wahai malaikat-malaikat, aturlah hamba-hamba-Ku berdiri dalam barisan yang rapat untuk dihisab.” (Riwayat Ibnu Mandah dari Mu’adz bin Jabal)

Allah mencerca mereka karena dahulu menganggap bahwa hari kebang-kitan yang dijanjikan Tuhan itu tidak akan terjadi. Dulu mereka selalu menyombongkan diri di hadapan orang-orang Islam dengan harta kekayaan dan anak-anak mereka sambil mengingkari hari kiamat. Tapi pada saat hari kiamat itu terjadi, mereka tidak berkutik lagi.

(Tafsir Kemenag)


Baca Selanjutnya: Tafsir Surah Al-Kahfi ayat 49


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...