BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 115-118

Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 115-118

Adapun Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 115-118 adalah series terakhir dari tafsir kali ini yang akan menjelaskan tentang keesaan Allah Swt., bahwa Dia tidaklah menciptakan sesuatu dengan sia-sia, termasuk manusia. Dan bagi manusia pula, ada kebaikan dan keburukan, ada dosa dan pahala, serta surga dan neraka. Mereka yang beriman dan melakukan kebajikan tentu akan mendapatkan pahala dan surga, sementara mereka yang menyekutukannya dan melakukan keburukan, maka balasannya adalah neraka. Simak penjelasan berikut ini.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 111-114


Ayat 115

Ayat ini menerangkan bahwa keingkaran para penghuni neraka tentang adanya hari kebangkitan berkaitan dengan keyakinan mereka bahwa kehidupan berakhir dengan kematian, sehingga Allah perlu mengingatkan mereka dengan pertanyaan, “Apakah mereka menyangka bahwa mereka Kami ciptakan dengan main-main, dibiarkan begitu saja seperti halnya binatang, tidak diberi pahala dan tidak diazab?Ataukah mereka mengira bahwa mereka itu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” Tidak, sekali lagi tidak.

Mereka diciptakan sebagai hamba Allah dan diberi kewajiban. Siapa yang melaksanakan kewajiban, mereka diberi pahala, dan bagi yang menyia-nyiakan kewajiban, mereka akan diazab dan dikembalikan kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan segala per-buatan mereka di dunia, sesuai firman Allah:

اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَنْ يُّتْرَكَ سُدًىۗ

Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja? (Tanpa pertanggungjawaban?) (al-Qìyāmah/75: 36)

Ayat 116

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah Mahasuci dari apa yang dituduhkan orang-orang musyrik kepada-Nya, begitu pula sangkaan bahwa Dia menciptakan manusia secara sia-sia, karena Dia adalah Tuhan yang sebenarnya.

Tiada tuhan melainkan Dia, Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang mulia. Dialah yang mengatur alam raya ini, baik yang di atas maupun yang di bawah, begitu pula semua makhluk ciptaan-Nya. Firman Allah:

وَمَا خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لٰعِبِيْنَ  ٣٨  مَا خَلَقْنٰهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ  ٣٩

Dan tidaklah Kami bermain-main menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya.  Tidaklah Kami ciptakan keduanya melainkan dengan haq (benar), tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (ad-Dukhān/44:38-39)


Baca Juga: Perbedaan Rasm Al-Daniy dan Al-Suyuthiy, Berikut Penjelasannya


Ayat 117

Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang menyembah Allah dan menyekutukan-Nya dengan tuhan yang lain, padahal tidak ada yang pantas disembah melainkan Allah, pada hakikatnya tidak ada alasan sama sekali yang dapat membenarkan perbuatan mereka itu.

Mereka akan diajukan ke hadapan Allah, untuk memperhitungkan dan mempertanggung-jawabkan segala perbuatan mereka. Allah yang akan menyempurnakan ganjaran atas perbuatan mereka. Sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak akan beruntung selama-lamanya, dan tidak akan luput dari azab yang menyiksanya.

Ayat 118

Ayat ini menerangkan bahwa setelah menjelaskan keadaan orang-orang kafir, kebodohan mereka di dunia dan siksaan yang disediakan bagi mereka di akhirat, Allah memerintahkan Rasul-Nya supaya memohon kepada-Nya agar dimaafkan semua kesalahan yang diperbuatnya, diberi rahmat dengan diterima tobatnya, dan dibebaskan dari azab atas kelalaian dan kekeliruan yang telah diperbuatnya, karena Dialah Pemberi rahmat yang paling baik.

Perintah Allah kepada Rasul-Nya seperti tersebut di atas, adalah untuk menjadi contoh yang baik bagi umatnya.

Setiap kali mereka berbuat kesalahan, supaya mereka beristigfar, dan setiap mereka berbuat maksiat, supaya cepat-cepat bertobat, jangan sampai kesalahan dan maksiat itu bertumpuk-tumpuk, karena yang demikian itu akan menjadi beban yang berat nanti di hari akhirat.

(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

skenario di balik pewahyuan Alquran

Skenario Tuhan di Balik Pewahyuan Alquran

Pewahyuan Alquran merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah peradaban manusia. Lebih dari sekadar kitab suci, Alquran yaitu mukjizat yang mencakup dimensi spiritual, sosial, dan intelektual. Pewahyuannya...