BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Fathir Ayat 35-36

Tafsir Surah Fathir Ayat 35-36

Tafsir Surah Fathir Ayat 35-36 berbicara tentang dua sikap berbeda yang ditunjukkan oleh orang mukmin dan kafir. Orang Mukmin menyadari bahwa semua kenikmatan yang mereka rasakan adalah pemberian dari Allah sebagai bagian dari Rahmat-Nya. Sedangkan orang kafir, meski mereka menyadari hal serupa, namun mereka sembunyikan kebenaran yang telah terpikir tersebut. Karena itu, orang Mukmin akan memperoleh syurga, sementara orang kafir akan ditempatkan di neraka.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Fathir Ayat 32-34


Ayat 35

Orang yang telah memperoleh nikmat dari Allah itu menyadari bahwa semua pemberian tersebut adalah semata-mata karena kasih sayang-Nya. Tidaklah seimbang besarnya pemberian Allah itu dengan perbuatan baik yang mereka kerjakan.

Oleh karena itu, masuknya orang-orang mukmin ke dalam surga sama sekali bukanlah karena kebaikan yang mereka kerjakan, tetapi karena rahmat dan karunia Allah bagi orang yang mematuhi perintah-Nya.

 Rasulullah saw bersabda:

لَنْ يُدْخِلَ اَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ. قَالُوْا: وَلاَ اَنْتَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: وَلاَ اَناَ اِلاَّ اَنْ يَتَغَمَّدَنِي الله ُتَعَالَى بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ. (رواه مسلم عن جابر بن عبد الله)

Tiada masuk surga seorang di antara kamu karena perbuatannya. Mereka (para sahabat) bertanya, “Apakah engkau juga tidak begitu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Aku juga tidak, melainkan karena Allah memberi rahmat dan karunia kepadaku.” (Riwayat Muslim dari Jabir bin ‘Abdullah)

Di surga itu mereka tidak menemui kesulitan atau rintangan lagi sebagaimana yang mereka rasakan dalam kehidupan di dunia ini. Mereka juga tidak merasa lelah dan letih. Semuanya terasa nikmat dan menggembirakan.

Ringkasnya surga itulah tempat nikmat yang kekal dan abadi, di mana penghuninya dapat menikmati kesenangan itu sebagai ganjaran kepatuhan dan ketaatan mereka di dunia ini. Allah berfirman:

كُلُوْا وَاشْرَبُوْا هَنِيْۤـًٔا ۢبِمَآ اَسْلَفْتُمْ فِى الْاَيَّامِ الْخَالِيَةِ

(Kepada mereka dikatakan), “Makan dan minumlah dengan nikmat karena amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (al-Haqqah/69: 24)


Baca Juga : Tiga Faktor Terjadinya Perluasan Makna Kata dalam Al-Quran Menurut Mardjoko Idris


Ayat 36

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa bagi orang-orang kafir yang senantiasa menyembunyikan kebenaran agama yang buktinya telah diperoleh oleh akal mereka, baik dari keterangan ayat-ayat Al-Qur’an maupun melalui hasil pemikiran yang mendalam, bagi mereka disediakan neraka Jahanam. Keadaan mereka di sana antara hidup dan mati.

Mungkin kematian lebih baik daripada menanggung kesengsaraan seperti itu, tetapi Allah sengaja menetapkan siksaan demikian sebagai balasan kejahatan yang mereka lakukan. Dalam Surah al-A’la/87: 13 ditegaskan bahwa keadaan mereka tidak mati dan tidak hidup, sebagai tafsir dari kata “tidak ditetapkan kematian atas mereka”.

Di samping itu dijelaskan bahwa azab neraka Jahanam tidak pula dikurangi kepedihannya, sekalipun manusia-manusia malang yang sedang mengalami siksaan di sana menjerit-jerit meminta tolong.

Ada keterangan dari ayat lain yang menggambarkan bahwa kematian sangat mereka harapkan daripada keadaan mereka antara hidup dan mati, harapan kematian itu disimpulkan dari makna yang terkandung dalam ayat:

وَنَادَوْا يٰمٰلِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَۗ قَالَ اِنَّكُمْ مَّاكِثُوْنَ

Dan mereka berseru, “Wahai (Malaikat) Malik! Biarlah Tuhanmu mematikan kami saja.” Dia menjawab, “Sungguh, kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).” (az-Zukhruf/43: 77)

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis tentang keadaan orang-orang kafir yang berbunyi sebagai berikut:

اَمَّا اَهْلُ النَّارِ الَّذِيْنَ هُمْ اَهْلُهَا فَإِنَّهُمْ لاَ يَمُوْتُوْنَ فِيْهَا وَلاَيَحْيَوْنَ.( رواه مسلم عن أبي سعيد الخدري)

Adapun penghuni neraka di mana mereka sebagai penduduknya, mereka tidak akan  mati di dalamnya dan juga tidak hidup. (Riwayat Muslim dari Abu Sa’id al-Khudri)

Tentang siksaan yang tidak diringankan itu, bahkan makin ditambah lagi, juga diperoleh penjelasan dalam ayat lain, misalnya:

حَتّٰٓى اِذَا فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَابًا ذَا عَذَابٍ شَدِيْدٍ اِذَا هُمْ فِيْهِ مُبْلِسُوْنَ

Sehingga apabila Kami bukakan untuk mereka pintu azab yang sangat keras, seketika itu mereka menjadi putus asa. (al-Mu’minun/23: 77)

Dan firman-Nya:

فَذُوْقُوْا فَلَنْ نَّزِيْدَكُمْ اِلَّا عَذَابًا

Maka karena itu rasakanlah! Maka tidak ada yang akan Kami tambahkan kepadamu selain azab. (an-Naba’/78: 30)

وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ عَلٰى وُجُوْهِهِمْ عُمْيًا وَّبُكْمًا وَّصُمًّاۗ مَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُۗ  كُلَّمَ خَبَتْ زِدْنٰهُمْ سَعِيْرًا

Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari Kiamat dengan wajah tersungkur, dalam keadaan buta, bisu, dan tuli. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahanam. Setiap kali nyala api Jahanam itu akan padam, Kami tambah lagi nyalanya bagi mereka. (al-Isra’/17: 97)

Siksaan demikian itu balasan yang pantas bagi setiap orang yang mengingkari nikmat Allah, tidak mengakui kemahaesaan-Nya dan tidak percaya kepada rasul yang diutus-Nya.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Saba’ Ayat 37


 

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

tafsir surah at-Taubah ayat 122_menuntut ilmu sebagai bentuk cinta tanah air

Surah at-Taubah Ayat 122: Menuntut Ilmu sebagai Bentuk Cinta Tanah Air

0
Surah at-Taubah ayat 122 mengandung informasi tentang pembagian tugas orang-orang yang beriman. Tidak semua dari mereka harus pergi berperang; ada pula sebagian dari mereka...