BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Ghafir Ayat 49-50

Tafsir Surah Ghafir Ayat 49-50

Tafsir Surah Ghafir Ayat 49-50 menerangkan pula tentang kondisi orang musyrik ketika didalam neraka. Bahwa, mereka merasa takut dan panik, tidak ada yang dapat menolong mereka dari azab Allah Swt. Bahkan, tuhan-tuhan yang dulunya mereka sembah pun tidak dapat sedikitpun menyelamatkan mereka dari siksaan neraka.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah GhafirAyat 46-48


Ayat 49

Setelah orang-orang musyrik yang sedang dalam neraka itu tidak berhasil mendapatkan pertolongan dari para pemimpinnya, maka mereka mohon pertolongan kepada penjaga neraka dengan mengatakan, “Wahai penjaga neraka (Malaikat Malik), mohonkanlah kepada Allah agar Dia meringankan siksa yang telah ditimpakan-Nya kepada kami ini.

Seandainya keringanan itu dapat diberikan kepada kami dengan mengembalikan kami ke dunia untuk hidup dan beribadah, maka kembalikanlah kami barang sesaat, mudah-mudahan hal ini dapat mengurangi penderitaan kami.”

Ayat 50

Para penjaga neraka itu menjawab, “Bukankah dahulu telah diutus kepadamu rasul-rasul yang memberikan keterangan, bukti, dan dalil yang menunjukkan keesaan Allah, memberimu petunjuk-petunjuk ke jalan kebahagiaan serta menyampaikan kabar peringatan kepadamu, tentang akibat perbuatan terlarang yang kamu kerjakan seperti mengingkari Allah.” Firman Allah:

اَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنْكُمْ يَتْلُوْنَ عَلَيْكُمْ اٰيٰتِ رَبِّكُمْ وَيُنْذِرُوْنَكُمْ لِقَاۤءَ يَوْمِكُمْ هٰذَا ۗ

“Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul dari kalangan kamu yang membacakan ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan (dengan) harimu ini?” (az-Zumar/39: 71).

Orang-orang musyrik itu menjawab, “Benar, rasul-rasul telah datang kepada kami, mengajak kami beriman kepada Allah dan rasul-Nya, tetapi kami mengingkari seruan itu dan tidak mau beriman. Bahkan kami menentang dan menyiksa para rasul itu dan orang-orang yang beriman kepadanya.”

Penjaga neraka menjawab, “Jika tindakan dan sikapmu terhadap rasul sewaktu hidup di dunia benar-benar seperti yang kamu terangkan itu, maka mohonlah sendiri kepada Allah. Kami tidak akan mendoakan semua orang kafir yang mendustakan rasul.”

“Ingatlah, doa orang yang sepertimu itu tidak akan diperkenankan Allah dan tidak akan ada faedahnya. Bagi kamu sama saja, apakah kamu berdoa atau tidak, azab itu tidak akan berkurang sedikit pun, rasakanlah azab itu sebagai akibat perbuatan kamu sendiri.”

Baca Juga :

Tentang keadaan penghuni neraka itu, at-Tirmizi meriwayatkan dari Abu ad-Darda’, ia berkata:

يُلْقَى عَلَى أَهْلِ النَّارِ الْجُوْعُ حَتَّى يَعْدِلَ مَا هُمْ فِيْهِ مِنَ الْعَذَابِ، فَيَسْتَغِيْثُوْنَ مِنْهُ فَيُغَاثُوْنَ بِالضَّرِيْعِ لاَ يُسْمِنُ وَلاَ يُغْنِيْ مِنْ جُوْعٍ، فَيَأْكُلُوْنَ لاَ يُغْنِى عَنْهُمْ شَيْئًا، فَيَسْتَغِيْثُوْنَ فَيُغَاثُوْنَ بِطَعَامٍ ذِى غُصَّةٍ فَيُغَصُّوْنَ بِهِ، فَيَذْكُرُوْنَ أَنَّهُمْ كَانُوْا فِى الدُّنْيَا يُجِيْزُوْنَ الْغَصَصَ بِالْمَاءِ، فَيَسْتَغِثُوْنَ بِالشَّرَابِ فَيُرْفَعُ لَهُمُ الْحَمِيْمُ بِالْكَلاَلِيْبِ، فَإِذَا دَنَا مِنْ وُجُوْهِهِمْ شَوَاهًا، فَإِذَا وَقَعَ فِيْ بُطُوْنِهِمْ قَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ وَمَا فِيْ بُطُوْنِهِمْ، فَيَسْتَغِيْثُوْنَ بِالْمَلاَئِكَةِ يَقُوْلُوْنَ: (ادْعُوْا رَبَّكُمْ يُخَفِّفْ عَنَّا يَوْمًا مِنَ الْعَذَابِ)، فَيُجِيْبُوْنَهُمْ: (أَوَلَمْ تَكُ تَأْتِيْكُمْ رُسُلُكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ، قَالُوْا بَلَى، قَالُوْا فَادْعُوْا وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِيْنَ إِلاَّ فِيْ ضَلاَلٍ). (رواه الترمذي عن أبي الدرداء)

Penghuni neraka ditimpa kelaparan yang menandingi azab mereka. Mereka memohon bantuan makanan. Mereka diberi makanan pohon berduri yang tidak dapat menggemukkan dan tidak dapat menghilangkan lapar, lalu mereka makan pohon itu, tetapi mereka bertambah lapar. Mereka minta tolong lagi, lalu mereka diberi makanan yang dapat menyekat di kerongkongan setelah mereka makan. Mereka mengatakan bahwa ketika di dunia jika mereka makan dan tercekik, mereka minta air, maka mereka minta tolong agar diberi minuman sirup. Akan tetapi, mereka diberi air yang sangat panas yang diangkat dengan cantolan-cantolan. Apabila minuman itu mendekati muka mereka, muka mereka pun terbakar. Apabila minuman itu sampai ke perut mereka, maka minuman itu menghancurkan usus dan apa yang ada di perut mereka. Akhirnya mereka minta tolong kepada malaikat, mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu agar Dia meringankan azab atas kami sehari saja.” Para malaikat menjawab, “Apakah rasul-rasul belum datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata?” Mereka menjawab, “Benar, sudah datang.” (Penjaga-penjaga Jahanam) berkata, “Berdoalah kamu (sendiri!)” Namun doa orang-orang kafir itu sia-sia belaka. (Riwayat at-Tirmizi dari Abu ad-Darda’)

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Ghafir 51-54


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...