BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Ar-Rum ayat 48-51

Tafsir Surah Ar-Rum ayat 48-51

Tafsir Surah Ar-Rum ayat 48-51 membuat angin bertiup dengan menciptakan hukum-hukum pada udara yang bertekanan padat mengalir ke daerah yang tekanan udara renggang.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Ar-Rum ayat 46-47


Ayat 48

Dalam Tafsir Surah Ar-Rum ayat 48-51 ini, Allah menegaskan bahwa Dialah yang telah membuat angin bertiup, dengan menciptakan hukum-hukum pada udara. Di antaranya ialah udara dari daerah yang padat tekanan udaranya mengalir ke daerah yang renggang tekanan udaranya sehingga terciptalah angin. Tiupan angin menjadi penanda awal akan turunnya hujan.

Menurut saintis, terjadinya hujan  merupakan suatu siklus. Oleh  karena itu, tidak menjadi masalah dari mana penjelasannya dimulai. Air yang mengalir di sepanjang anak sungai yang akan bergabung dengan anak sungai lainnya membentuk sungai yang jauh lebih besar. Sungai akhirnya mengalir ke laut.

Sementara air mengalir melalui anak sungai dan sungai, sebagian akan menguap karena panas sinar matahari (berubah menjadi gas) tetapi sebagian besar terus  mengalir sampai ke laut. Di laut inilah proses penguapan atau evaporasi selanjutnya berlangsung.

Semua air yang menguap, baik yang berasal dari anak sungai, sungai atau laut, membentuk uap air di atmosfer. Uap ini naik dan akan menjadi dingin saat mencapai atmosfer yang lebih tinggi. Jika terdapat banyak gas di atmosfer, maka akan memadat menjadi awan yang dapat kita lihat. Jika awan tersebut mencapai  bagian yang lebih tinggi lagi di lapisan atmosfer, uap air berubah menjadi tetes-tetes es.

Ketika awan melintasi dataran tinggi atau ketika menjadi lebih dingin karena suhu atmosfer yang lebih rendah, air menjadi padat dan jatuh. Awalnya air itu masih seperti tetes-tetes air yang sangat  kecil, kemudian biasanya mencair sebelum mencapai tanah, lalu jatuh ke bumi sebagai hujan.

Hujan itu diturunkan Allah di tempat yang dikehendaki-Nya yaitu di daerah yang dilanda kekeringan. Manusia yang berada di tempat hujan turun pasti bergembira karena memperoleh kembali sumber kehidupan yang akan menghidupkan semua makhluk hidup.

Ayat 49

Kegembiraan itu akan dirasakan sekali oleh orang yang sudah lama mengalami kekeringan. Ketiadaan hujan dalam waktu yang lama membuat manusia putus asa. Keputusasaan itu segera sirna begitu hujan turun. Oleh karena itu, seharusnya mereka beriman dan bersyukur.


Baca Juga: Ketahui Manfaat Gunung Sebagai Pasak Bumi, Ini Penjelasannya dalam Al Quran


Ayat 50

Demikianlah rahmat Allah kepada manusia. Allah meminta Nabi Muhammad dan seluruh umatnya untuk melihat bagaimana pengaruh rahmat Allah berupa hujan itu bagi bumi. Tanah yang tadinya mati, kering, dan tandus menjadi hidup, gembur, dan subur, sehingga menumbuhkan segala macam tanaman.

Allah menegaskan bahwa peristiwa itu merupakan petunjuk bahwa Allah mampu menghidupkan kembali manusia di akhirat setelah mati. Dalam Al-Qur’an diterangkan bahwa dengan satu tiupan sangkakala saja, semua makhluk hidup akan mati pada hari Kiamat. Kemudian dengan satu tiupan lagi, semuanya akan hidup kembali, baik yang mati sebelum hari Kiamat maupun yang mati pada hari Kiamat itu. Allah berfirman:

وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَصَعِقَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ اِلَّا مَنْ شَاۤءَ اللّٰهُ ۗ ثُمَّ نُفِخَ فِيْهِ اُخْرٰى فَاِذَا هُمْ قِيَامٌ يَّنْظُرُوْنَ

Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi (sangkakala itu) maka seketika itu mereka bangun (dari kubur-nya) menunggu (keputusan Allah). (az-Zumar/39: 68)

Bagaimana hakikat kiamat dan kehidupan kembali itu tidak dapat diketahui dengan pasti, karena termasuk peristiwa gaib yang tidak bisa diketahui secara konkrit sekarang. Manusia hanya perlu mengimaninya bahwa Allah mampu mewujudkan semua itu karena Ia Mahakuasa.

Ayat 51

Dalam Tafsir Surah Ar-Rum ayat 48-51 khususnya ayat ini disampaikan pengandaian, yaitu bagaimana jika yang dikirim Allah itu angin yang kering dan panas serta membuat tanaman mereka yang tadinya subur menjadi kuning dan kering. Mereka pasti bertambah ingkar kepada Allah.

Pada waktu Allah mengirimkan angin yang membawa hujan saja, yang membuat tanaman mereka subur, mereka hanya bergembira dan tidak bersyukur kepada-Nya. Apalagi bila yang dikirim adalah angin kering itu. Kematian tanaman mereka yang tadinya subur itu akan membuat mereka menggerutu dan bertambah ingkar kepada Allah.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya: Tafsir Surah Ar-Rum ayat 52-55


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

tafsir surah al-An'am ayat 116 dan standar kebenaran

Tafsir Surah Al-An’am Ayat 116 dan Standar Kebenaran

0
Mayoritas sering kali dianggap sebagai standar kebenaran dalam banyak aspek kehidupan. Namun, dalam konteks keagamaan, hal ini tidak selalu berlaku. Surah al-An'am ayat 116...