BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 107-110

Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 107-110

Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 107-110 berbicara mengenai proses dakwah Nabi Nuh as yang penuh dengan tantangan dari kaumnya. Selain itu juga disampaikan mengenai inti ajaran yang disampaikan oleh Nabi Nuh as.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 103-106


Ayat 107

Nabi Nuh memberitahu kaumnya bahwa ia adalah seorang rasul Allah yang diutus kepada mereka. Dia dipercaya untuk menyampaikan perintah dan larangan Allah, tanpa menambah atau mengurangi sedikit pun.

Pada Surah Hµd/11: 31 diterangkan bahwa Nabi Nuh tidak mempunyai kekayaan yang akan diberikan kepada kaumnya.

Oleh karena itu, ia tidak dapat menjanjikan harta dan kekayaan untuk mereka. Ia juga tidak mengetahui hal-hal yang gaib, tidak pernah mengatakan bahwa ia adalah malaikat, dan tidak menjanjikan kesenangan dan kebahagiaan kepada orang-orang yang mengikuti seruannya.

Semuanya itu hanya Allah yang mengetahui, memiliki, dan menentukan, karena Dialah Yang Mahakuasa. Nuh hanya bertugas untuk menyampaikannya.

Ayat 108

Ayat ini menerangkan isi risalah yang disampaikan Nabi Nuh kepada kaumnya, yaitu agar bertakwa kepada Allah dan hanya menyembah kepada-Nya. Pada ayat 3 Surah Nuh disebutkan tiga hal yang diperintahkan Allah, yaitu agar menyembah hanya kepada Allah, bertakwa kepada-Nya, dan taat kepada Nabi Nuh

Pada ayat-ayat yang lain diterangkan bahwa risalah yang dibawa Nabi Nuh menyebutkan pula hal-hal sebagai berikut:

  1. Akibat baik yang akan diperoleh orang-orang yang bertakwa. Allah akan menambah rezeki mereka, dan menurunkan hujan. Kemudian dengan air itu, Allah menyuburkan bumi, dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
  2. Mengemukakan bukti-bukti keesaan dan kekuasaan Allah, serta menerangkan bukti-bukti kebenaran risalah yang dibawanya. Di antaranya adalah tentang penciptaan manusia dalam beberapa proses kejadian mulai dari setetes mani sampai lahir sebagai manusia. Allah menciptakan langit dan bumi, bulan yang bersinar dan matahari yang bercahaya, menghidupkan dan mematikan manusia, kemudian seluruh manusia akan kembali kepada-Nya.

Baca juga: Kunci Pertama Menggapai Kebahagiaan: Beriman Kepada Allah Swt


Ayat 109

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas menyampaikan agama Allah, Nabi Nuh tidak akan meminta upah kepada siapa pun, dan tidak mengharapkan harta kekayaan, kekuasaan, dan kemegahan sedikit pun. Ia hanya mencari keridaan dan pahala dari Allah.

Ayat 110

Pada ayat ini, Nabi Nuh mengulang dan menegaskan kembali perintah Allah agar kaumnya bertakwa dan taat kepada-Nya.

Pengulangan ini adalah untuk menegaskan kepada kaumnya bahwa takwa kepada Allah itu merupakan hal yang sangat penting dan wajib dilakukan oleh setiap manusia, sebagai tanda syukur atas nikmat-nikmat yang tidak terhingga yang telah dilimpahkan-Nya kepada mereka.

Takwa itu merupakan sumber segala kebaikan dan merupakan kunci pembuka pintu gerbang kesenangan dan kebahagiaan yang ada di akhirat nanti.

Nabi Nuh berusaha sekuat tenaga menyampaikan risalahnya dengan mengemukakan janji dan ancaman Allah bagi orang-orang yang tidak mengikuti seruan rasul. Ia juga mengemukakan bukti-bukti kebenaran risalah yang dibawanya kepada mereka. Namun demikian, kaumnya tetap tidak menerimanya.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 111-114


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

tafsir surah al-An'am ayat 116 dan standar kebenaran

Tafsir Surah Al-An’am Ayat 116 dan Standar Kebenaran

0
Mayoritas sering kali dianggap sebagai standar kebenaran dalam banyak aspek kehidupan. Namun, dalam konteks keagamaan, hal ini tidak selalu berlaku. Surah al-An'am ayat 116...