BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Az-Zumar Ayat 11-15

Tafsir Surah Az-Zumar Ayat 11-15

Tafsir Surah Az-Zumar Ayat 11-15 secara umum berbicara tentang perintah Allah kepada Nabi Muhammad dan kaumnya agar senantiasa hanya menyembah Allah. Perintah ini diulang beberapa kali dalam ayat-ayat berikut seagai bentuk peringatan, bukan pemaksaan. Karena itu, Allah juga memerintahkan Muhammad untuk membiarkan mereka yang ingkar, apabila sudah diserukan kebenaran.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Az- Zumar Ayat 8-10


Ayat 11

Pada ayat ini, Allah memerintahkan kepada rasul-Nya agar mengatakan kepada kaum musyrikin Mekah bahwa dia diperintahkan untuk menyembah Allah dan menaati perintah-Nya dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan urusan agama. Dari keterangan ini dapat dipahami bahwa sembahan-sembahan selain Allah harus dibasmi sampai ke akar-akarnya. Begitu pula mengenai urusan-urusan keagamaan, pedomannya adalah perintah yang datang dari Allah, tidak boleh berdasarkan pendapat orang.

Ayat 12

Pada ayat ini, Allah memerintahkan kepada rasul-Nya agar mengatakan kepada kaum musyrikin Mekah bahwa dia diperintahkan untuk menyembah Allah dan menaati perintah-Nya dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan urusan agama. Dari keterangan ini dapat dipahami bahwa sembahan-sembahan selain Allah harus dibasmi sampai ke akar-akarnya. Begitu pula mengenai urusan-urusan keagamaan, pedomannya adalah perintah yang datang dari Allah, tidak boleh berdasarkan pendapat orang.

Ayat 13

Pada ayat ini, Rasulullah juga diperintahkan agar merasa takut melanggar larangan-larangan Allah, seperti tidak berbuat ikhlas dalam menjalankan perintah dan mengesakan-Nya. Apabila ia takut melanggar larangan-larangan-Nya berarti takut akan siksa yang amat dahsyat yang akan ditimpakan pada hari perhitungan. Pada hari itu semua perbuatan manusia baik atau pun buruk diperiksa dan diberi balasan yang setimpal.

Ayat 14

Sesudah itu Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya agar mengatakan kepada kaumnya bahwa hanya Allah saja yang ia sembah dan hanya untuk-Nya ia memurnikan ketaatan dalam menjalankan urusan agama. Dari ayat ini dapatlah diambil pengertian bahwa dalam melaksanakan urusan keagamaan harus ada garis pemisah yang tegas, tidak boleh dicampuradukkan antara mengesakan Allah dengan mempersekutukan-Nya. Antara yang diperintahkan oleh agama dan mana yang tidak diperintahkan. Dalam urusan akidah dan ibadah tidak ada kompromi, sedang dalam urusan dunia dan kemaslahatan, boleh dipecahkan dengan ijtihad, asal prinsipnya tidak bertentangan dengan ajaran agama.


Baca Juga : Rahasia Makna Adanya Perintah Allah dalam Al-Qur’an


Ayat 15

Pada ayat ini, Allah memerintahkan Rasul-Nya agar membiarkan kaum musyrik Mekah menyembah patung-patung itu menurut kehendak mereka. Mereka telah diberi peringatan berulang-ulang dan diberi bimbingan berkali-kali. Akan tetapi, mereka masih tetap juga pada pendirian mereka mengikuti jejak nenek moyang mereka yang hanya berdasarkan dugaan-dugaan yang jauh dari kebenaran.

Sebagai penegasan yang terakhir, Rasulullah diperintahkan untuk menyatakan kepada mereka bahwa orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri. Berarti apabila mereka nanti diberi pembalasan dengan azab yang dahsyat, tiada lain penderitaan itu karena perbuatan mereka sendiri. Kerugian dan penderitaan itu tidak hanya menimpa mereka, tetapi juga menimpa keluarga mereka yang sependirian dengan mereka.

Pada penghujung ayat ini, Allah menandaskan bahwa kerugian dan penderitaan serupa itu adalah kerugian dan penderitaan yang nyata, karena tidak ada kerugian dan penderitaan yang lebih dahsyat daripada kerugian yang mereka derita di hari kiamat.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Az- Zumar Ayat 16-19


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...