Tafsir Surah Ghafir Ayat 62-65 menegaskan bahwa Allah adalah Tuhan bagi sekalian makhluk, Dialah yang menciptakan Bumi sebagai tempat tinggal bagi manusia untuk hidup, berkembang, beraktivitas, berkreasi, dan sebagainya. Jika demikian, sudah seharusnya bagi manusia untuk mensyukuri nikmat tersebut dan tidak memalingkan diri dari-Nya.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah GhafirAyat 59-61


Ayat 62

Ayat ini menerangkan bahwa yang melimpahkan nikmat yang tidak terhingga kepada seluruh makhluk itu adalah Tuhan yang berhak disembah, karena Dialah yang menciptakan seluruh makhluk.

Kepada orang-orang kafir akan ditanyakan mengapa mereka berpaling, tidak mau menyembah, dan tidak mengesakan Allah. Padahal semua yang mereka sembah itu adalah ciptaan Allah, yang tidak pantas disembah.

Ayat 63

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa sebagaimana orang-orang musyrik telah sesat karena menyembah tuhan-tuhan selain Allah, demikian juga telah sesat orang-orang yang sebelum mereka.

Mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan menyembah tuhan-tuhan yang lain semata-mata karena kebodohan mereka dan menuruti hawa nafsu belaka.

Ayat 64

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah yang menjadikan bumi untuk manusia sebagai tempat kediaman. Mereka hidup di atasnya dengan menikmati rezeki yang dilimpahkan-Nya.

Dia pula yang menjadikan langit sebagai atap dan dihiasi dengan bintang-bintang yang gemerlapan tampak di malam hari. Karena keteraturan peredaran bintang-bintang, timbullah malam, siang, gelap, dan terang-benderang.

Pada ayat ini juga diterangkan dalil-dalil keesaan dan kekuasaan Allah yang terdapat pada diri manusia sendiri. Allah telah menjadikan manusia dalam bentuk yang paling baik di antara para makhluk-Nya dan dilengkapi dengan anggota tubuh yang sesuai dengan keperluan dan kepentingan hidup manusia sendiri.

Dia pulalah yang memberikan kepada manusia makanan dan minuman yang baik sebagai rezeki dari-Nya. Allah itu Tuhan yang Mahatinggi, yang memiliki semesta alam.

Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa Tuhan yang melimpahkan rahmat-Nya kepada manusia adalah Tuhan yang wajib disembah. Tuhan Yang Mahasempurna dan memiliki semesta alam. Firman Allah:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ  ٢١ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَاۤءَ بِنَاۤءً  ۖوَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۚ فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَادًا وَّاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ   ٢٢

Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. (Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (al-Baqarah/2: 21-22)


Baca Juga : Macam-Macam Bentuk Nafsu Menurut Al-Quran


Ayat 65

Ayat ini menjelaskan bahwa Tuhan yang disembah itu adalah Tuhan yang hidup kekal, yang tidak pernah mati. Dialah yang menghidupkan dan mematikan makhluk-Nya, selain daripada-Nya tidak pantas disembah.

Oleh karena itu, murnikanlah ketundukan dan ketaatan hanya kepada-Nya saja, jangan sekali-kali mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.

Pada akhir ayat ini diterangkan bahwa segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Suci. Dialah Yang memiliki segala makhluk-Nya, baik yang berupa malaikat, jin, manusia, dan semua makhluk lain yang ada di alam ini.

Semuanya itu tergantung kepada-Nya, sehingga segala sifat kebesaran dan kemuliaan ada pada-Nya. Oleh karena itu, mereka selalu mengucapkan: “al-Hamdulillahi Rabbil ‘alamin”.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Ghafir 66-70