BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Hajj Ayat 3-4

Tafsir Surah Al-Hajj Ayat 3-4

Sebelumnya telah diterangkan tentang keganasan hari Kiamat, adapaun Tafsir Surah Al-Hajj Ayat 3-4 akan menerangkan tentang keingkaran manusia atas cerita tersebut, bahkan beberapa diantara mereka ada yang mendebat kekuasaan Allah Swt. Maka, bagi manusia yang demikian, adalah golongan yang sudah terjebak dalam perangkap rayuan setan yang terkutuk.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Al-Hajj Ayat 2


Setan adalah makhluk yang dilaknat oleh Allah Swt, kerjaan mereka hanyalah menyesatkan manusia agar melakukan perbuatan keji dan mungkar, namun ada sebagian manusia yang tidak mampu mereka taklukkan, yaitu mereka yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. sebagaimana penjelasan dalam Tafsir Surah Al-Hajj Ayat 3-4 berikut.

Ayat 3

Ayat ini menerangkan bahwa sekalipun Allah telah menerangkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada hari Kiamat, namun banyak manusia yang mengingkarinya, bahkan mereka bertindak lebih dari itu.

Mereka tidak saja mengatakan bahwa Allah tidak kuasa membangkitkan dan menghidupkan manusia kembali setelah hancur dan berserakan menjadi tanah, Allah mempunyai anak dan mempunyai syarikat, Al-Qur’an isinya tidak lain hanyalah dongeng-dongeng orang-orang purbakala, tetapi mereka berbuat lebih dari itu yaitu menantang Allah.

Mereka berkata, “Seandainya Allah itu benar-benar Mahakuasa cobalah turunkan azab yang pedih yang pernah dijanjikan itu,” dan tantangan-tantangan yang lain.

Menurut Ibnu Abi Hātim, ayat ini diturunkan berhubungan dengan Nadhar bin Harits, ia membantah keesaan dan kekuasaan Allah dengan mengatakan, “Malaikat itu adalah putri-putri Allah, Al-Qur’an itu tidak lain adalah dongengan orang-orang purbakala saja. Allah tidak kuasa menghidupkan orang-orang yang telah mati yang tubuhnya telah hancur luluh menjadi tanah.”

Menurut Zamakhsyari, “Sekalipun ayat ini ditujukan kepada Nadhar bin Haris pada waktu turunnya, tetapi ayat ini berlaku umum dan ditujukan kepada semua orang yang membantah Allah, tanpa pengetahuan dan menetapkan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya.”

Allah mencela orang yang berdebat tentang Allah, mengingkari keesaan dan kekuasaan-Nya, tanpa dasar pengetahuan yang benar dan bukti yang kuat. Jika mereka hendak mengemukakan sesuatu tentang Allah, hendaklah mereka menggunakan dalil-dalil dan bukti-bukti yang kuat.

Dalam pada itu Allah memperingatkan bahwa akal dan pikiran manusia tidak akan sanggup untuk mengenal dan memikirkan zat Allah, karena zat Allah merupakan sesuatu yang gaib.

Tetapi jika ingin mengetahui adanya Tuhan, keesaan dan kekuasaan-Nya pikirkanlah makhluk-makhluk yang telah diciptakan-Nya seperti jagat raya dan segala isinya, hukum-hukum yang mengaturnya, bumi dengan segala isinya, gunung-gunung dengan lembah-lembahnya, lautan yang luas dengan segala kandungannya dan diri mereka sendiri serta semua makhluk yang telah diciptakan Allah.

Allah berfirman:

اَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوْا فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ ۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّ وَاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ وَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِ بِلِقَاۤئِ رَبِّهِمْ لَكٰفِرُوْنَ

Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar mengingkari pertemuan dengan Tuhannya.  (ar-Rum/30: 8)

Dan firman Allah:

وَاَلْقٰى فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِكُمْ وَاَنْهٰرًا وَّسُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَۙ  ١٥  وَعَلٰمٰتٍۗ وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُوْنَ    ١٦  اَفَمَنْ يَّخْلُقُ كَمَنْ لَّا يَخْلُقُۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ   ١٧

Dan Dia menancapkan gunung di bumi agar bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk, dan (Dia menciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang mereka mendapat petunjuk. Maka apakah (Allah) yang menciptakan sama dengan yang tidak dapat menciptakan (sesuatu)? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (an-Nahl/16: 15-17)

Allah mencela orang yang buruk budi pekertinya, yaitu orang yang mengikuti setan. Setan itu mempunyai budi pekerti yang buruk karena ia mengikuti dan memperturutkan hawa nafsunya, karena keangkuhannya ia enggan sujud kepada Adam sebagaimana yang diperintahkan Allah.

Ia melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah, menginginkan orang lain mengikuti perbuatan-perbuatannya yang tercela itu, berusaha dengan segala tipu dayanya agar manusia memandang baik segala perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah, seperti mempersekutukan Tuhan, meminum khamar, berjudi, berzina, menumpuk harta untuk kepentingan diri sendiri, menindas orang lain dan sebagainya. Setan itu ada yang berupa setan jin dan ada pula yang berupa setan manusia.


Baca Juga : Surah Ibrahim Ayat 28: Larangan Memanipulasi Nikmat Allah Swt dalam Konteks Berbangsa


Ayat 4

Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah memberi kesempatan bagi setan melakukan segala macam usaha untuk menyesatkan dan memperdayakan manusia, agar manusia menjadi sesat dan ingkar sebagaimana yang telah ia lakukan. Tetapi usaha itu hanyalah dapat dilakukannya terhadap orang-orang kafir dan tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sedang hamba-hamba Allah yang mukmin dan mukhlis tidak dapat mereka ganggu dan perdayakan sedikit pun.

Allah berfirman:

قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ    ٣٩  اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ   ٤٠

Ia (Iblis) berkata, ”Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.” (al-Hijr/15: 39-40)

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa Allah mengingatkan agar manusia waspada terhadap godaan setan. Barang siapa yang memperturutkan godaan setan dan menempuh jalannya, maka Allah menyesatkan mereka pula dengan melapangkan jalan yang dibentangkan setan itu sehingga mereka mudah melaluinya.

Karena itu mereka akan dimasukkan ke dalam neraka bersama-sama setan yang menggodanya itu. Seorang yang telah terbiasa mengikuti jalan setan itu amat sulit baginya kembali ke jalan yang benar, karena hatinya telah ditutupi oleh keinginan setan itu.

Allah berfirman:

مَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَلَا هَادِيَ لَهٗ  ۖوَيَذَرُهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ

Barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak ada yang mampu memberi petunjuk. Allah membiarkannya terombang-ambing dalam kesesatan. (al-A’rāf/7: 186)

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Al-Hajj Ayat 5


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

tafsir surah al-An'am ayat 116 dan standar kebenaran

Tafsir Surah Al-An’am Ayat 116 dan Standar Kebenaran

0
Mayoritas sering kali dianggap sebagai standar kebenaran dalam banyak aspek kehidupan. Namun, dalam konteks keagamaan, hal ini tidak selalu berlaku. Surah al-An'am ayat 116...