BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Mulk ayat 10-11

Tafsir Surah Al-Mulk ayat 10-11

Tafsir Surah Al-Mulk ayat 10-11 menceritakan penyesalan orang-orang kafir atas sikap dan tindakannya semasa hidup di dunia, sedangkan penyesalan itu sudah sia-sia.


Baca Juga: Tafsir Surah Al-Mulk ayat 6-9


Ayat 10

Dalam Tafsir Surah Al-Mulk ayat 10-11 ini, Allah menerangkan bahwa orang-orang kafir yang sedang diazab di dalam neraka itu menyesali sikap dan tindakan mereka selama hidup di dunia dengan mengatakan, “Sekiranya kami mau menggunakan akal dan pikiran kami yang telah dianugerahkan Allah, untuk menilai dan mengambil manfaat dari seruan rasul itu, demikian pula seandainya kami menggunakan telinga kami untuk mendengar ayat-ayat Allah yang telah diturunkan dan disampaikan kepada kami oleh rasul yang telah diutus-Nya, tentu kami tidak akan menyangkal dan mengingkari kebenaran yang disampaikan itu. Kami tidak akan tepedaya oleh kesenangan dan pengaruh dunia yang fana ini, tidak akan teperdaya oleh tipu daya setan, dan tidak akan dimasukkan ke dalam neraka yang menyala ini yang azabnya tidak tertanggungkan sedikit pun oleh kami.”

Ayat 11

Dalam ayat ini, Allah menerangkan pula bahwa sekalipun orang-orang kafir yang sedang diazab di dalam neraka itu telah mengakui perbuatan dosa yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia dan menyatakan tobat dengan sesungguhnya, namun pengakuan dan pernyataan tobat mereka itu tidak ada manfaatnya sedikit pun. Sebab, tobat yang diterima Allah hanyalah tobat yang dilakukan oleh seseorang pada waktu ia hidup di dunia, dengan syarat:

  1. Meninggalkan dosa yang dilakukan dengan segera.
  2. Menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan.
  3. Berjanji tidak akan melakukan perbuatan dosa yang telah dikerjakannya dan perbuatan-perbuatan yang lain yang dilarang oleh Allah.;Di akhirat, orang-orang kafir itu telah dijauhkan dari rahmat Allah sehingga apa pun yang berupa rahmat-Nya, seperti pengampunan dosa, kebahagiaan hidup, dan lain-lain, tidak akan mereka dapatkan lagi. Hanya kebinasaan yang akan menimpa mereka.

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa sebenarnya seruan agar menganut agama Allah dan mengikuti seruan rasul itu telah sampai kepada hampir seluruh tempat di dunia ini dan kepada seluruh manusia. Sementara itu, ajaran agama yang disampaikan rasul itu mudah diterima dan dilaksanakan oleh manusia mana pun yang telah balig dan berakal, karena tujuan ajaran agama itu ialah untuk kemaslahatan umat manusia dalam hidup di dunia dan di akhirat nanti, bukan untuk memberatkan dan menyempitkan. Di samping itu, ajaran agama itu mudah diterima akal yang sehat karena sifatnya yang mudah dimengerti dan sesuai dengan akal budi manusia. Akan tetapi, karena hawa nafsu, kedudukan, pangkat, harta, dan ingin mendapat simpati, kehormatan, dan ditambah lagi dengan godaan setan yang tujuannya hanyalah untuk menyesatkan manusia, mereka tidak mengindahkan seruan itu. Akibatnya, mereka mendapat balasan yang setimpal dengan kekafiran dan keingkaran mereka itu. Betapa banyak orang yang tadinya telah beriman dan melakukan ajaran agama Islam dengan baik tetapi kemudian karena pengaruh hawa nafsu dan godaan setan, mereka tidak segan-segan meninggalkan kepercayaan dan keyakinan yang telah tumbuh dengan subur dalam hati mereka, bahkan mereka tidak segan-segan menghancurkan Islam dan kaum Muslimin.

Allah sendiri selalu mengingatkan mereka dengan memberikan cobaan-cobaan berupa kesenangan dan penderitaan, tetapi mereka hanya sadar sampai cobaan itu hilang dari mereka. Setelah itu, mereka kembali mengingkari ajaran dan seruan rasul. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika di akhirat nanti mereka tidak akan mendapat pertolongan dari Allah dan akan dijauhkan dari rahmat-Nya.


Baca Setelahnya: Tafsir Surah Al-Mulk ayat 12


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...