BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 48-51 (2)

Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 48-51 (2)

Melanjutkan tafsir sebelumnya, Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 48-51 (2) menerangkan tentang perintah Allah kepada para Rasul dan umatnya agar memakan rezeki yang halal, sebab rezeki yang baik, akan mempengaruhi tubuh agar menjalankan aktivitas yang baik pula, dan ibadah pun akan terasa nyaman dan menyenangkan.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 48-51 (1)


Ayat 51 (2)

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:

اَيُّهَا النَّاسُ  اِنَّ الله َتَعَالَى طَيِّبٌ لاَيَقْبَلُ اِلاَّ طَيِّبًا، وَاِنَّ الله َتَعَالَى اَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا اَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ: (يَأاَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحًا اِنِّي بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ) وَقَالَ: (يَأاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ) ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ اَشْعَثَ أَغْبَرَ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ. يَمُدُّ يَدَيْهِ اِلَى السَّمَاءِ، يَارَبِّ يَارَبِّ فَأَنىَّ يُسْتَجَابُ لَهُ. (رواه مسلم والترمذي)

Hai manusia, sesungguhnya Allah Ta’ala adalah baik, Dia tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan kepada orang-orang yang beriman apa yang diperintahkan-Nya kepada Rasul-rasul-Nya.

Maka Rasulullah saw membaca ayat ini (yā ayyuhar-rusulu kulu  minaththayyibāti wa’malu Shālihā inni bimā ta’maluna ‘alim, “Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.).

Kemudian Rasulullah saw membaca lagi ayat  yā ayyuhalladzina āmanu kulu min thayyibāti mā razaqnākum…

Kemudian Nabi menerangkan keadaan seseorang yang telah melakukan perjalanan panjang (lama), rambutnya tidak teratur dan penuh debu, dan makanannya dari yang haram, minumannya dari yang haram dan pakaiannya dari yang haram pula.

Orang itu berkata sambil menadahkan tangan ke langit, “Ya Tuhanku! Ya Tuhanku! Bagaimana mungkin  doanya itu akan terkabul?” (Riwayat Muslim dan at-Tirmizii).

Pada ayat ini Allah mendahulukan perintah memakan makanan yang halal dan baik baru beramal saleh. Hal ini berarti amal yang saleh itu tidak akan diterima oleh Allah kecuali bila orang yang mengerjakannya memakan harta yang halal dan baik dan menjauhi harta yang haram.

Menurut riwayat yang diterima dari Rasulullah, beliau pernah bersabda:

اِنَّ الله َتَعَالَى لاَيَقْبَلُ عِبَادَةَ مَنْ فِى جَوْفِهِ لُقْمَةٌ مِنْ حَرَامٍ. وَصَحَّ اَيْضًا- اَيُّمَا لَحْمٍ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ فَالنَّارُ اَوْلَى بِهِ. (رواه مسلم والترمذي)

Sesungguhnya Allah tidak menerima ibadah orang yang dalam perutnya terdapat sesuap makanan yang haram. Dan diriwayatkan dengan sahih pula bahwa Nabi saw bersabda, “Setiap daging yang tumbuh dari makanan yang haram maka neraka lebih berhak membakarnya.” (Riwayat Muslim dan at-Tirmizi).

Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hātim dan Ibnu Mardawaih dari Ummi Abdillah saudara perempuan Syaddad bin Aus ra:

اَنَّهَا بَعَثَتْ اِلَى النَِّبيِّ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَدَحِ لَبَنٍ حِيْنَ فِطْرِهِ وَهُوَ صَائِمٌ، فَرَدَّ اِلَيْهَارَسُوْلَهَا وَقَالَ مِنْ اَيْنَ لَكِ هَذَا؟ فَقَالَتْ: مِنْ شَاةٍ لِيْ، ثُمَّ رَدَّهُ وَقَالَ: وَمِنْ اَيْنَ هَذِهِ الشَّاةِ؟ اِشْتَرَيْتُهَا بِمَالِيْ فَأَخَذَهُ، فَلَمَّا كَانَ مِنَ الْغَدِ جَاءَتْهُ وَقَالَتْ: يَارَسُوْلَ اللهِ لِمَا رَدَدْتُهُ؟ فَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اُمِرَتِ الرَّسُلُ اَلاَّ يَأْكُلُوْا اِلاَّ طَيِّبًا وَلاَ يَعْمَلُوْا اِلاَّ صَالِحًا. (رواه ابن ابي حاتم وابن مردويه)

Bahwa Ummi Abdillah mengirimkan seteko susu kepada Rasulullah ketika beliau akan berbuka puasa. Susu itu ditolak oleh Rasulullah dan beliau menyuruh pembawa susu itu kembali dan menanyakan kepadanya dari mana susu itu didapatnya. Ummi Abdillah menjawab, “Itu susu dari kambingku sendiri.” Kemudian susu itu ditolak lagi dan pesuruh Ummi Abdillah disuruh lagi menanyakan dari mana kambing itu didapat. Ummi Abdillah menjawab, “saya beli kambing itu dengan uangku sendiri.” Kemudian barulah Rasulullah menerima susu itu. Keesokan harinya Ummi Abdillah datang menemui Rasulullah dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau selalu menolak susu itu?” Rasulullah menjawab, “Para rasul diperintahkan supaya jangan memakan kecuali yang baik-baik dan jangan berbuat sesuatu kecuali yang baik-baik pula.” (Riwayat Ibnu Abi Hātim dan Ibnu Mardawaih)

Demikianlah perintah Allah kepada para Rasul-Nya yang harus dipatuhi oleh umat manusia karena Allah Maha Mengetahui amal perbuatan manusia, tak ada satu pun yang tersembunyi bagi-Nya. Dia akan membalas perbuatan yang baik dengan berlipat ganda dan perbuatan jahat dengan balasan yang setimpal.

(Tafsir Kemenag)

Baca Setelahnya : Tafsir Surah Al-Mu’minun 52-54

 

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Jasser Auda

Kritik Jasser Auda terhadap Teori Nasakh

0
Sebagaimana dikatakan oleh Thomas Kuhn, seorang filsuf yang konsen di bidang filsafat ilmu, bahwa ilmu pengetahuan akan senantiasa berdinamika dan berevolusi seiring dengan berjalannya...