BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 26-29

Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 26-29

Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 26-29 masih berbicara mengenai perdebatan yang terjadi antara Nabi Musa as dan Fir’aun.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 2025


Ayat 26

Musa melihat Fir’aun dengan kaumnya belum juga puas atas jawabannya, sehingga mereka belum mau mengakui dan mempercayai bahwa yang mengutus Musa itu, Tuhan seru sekalian alam. Musa lalu menambah penjelasannya dengan harapan semoga dengan penjelasan tambahan ini, mereka menyadari dan menginsyafi pendirian mereka yang sesat itu.

Musa mengatakan bahwa Tuhan yang mengutusnya ialah Tuhan Fir’aun dan nenek moyangnya dahulu. Musa mengalihkan pandangan mereka kepada hal penting, yaitu bahwa Tuhan yang sebenarnya ialah Tuhan yang menciptakan mereka, nenek moyang mereka, dan Fir’aun.

Dengan kejadian tersebut, mereka akan berpikir bahwa mereka dan alam ini ada karena ada Pencipta dan ada yang mengaturnya, kuasa berbuat menurut kehendak-Nya. Tuhan alam semesta itulah yang mengaturnya, yaitu Tuhan yang hakiki dan tetap ada, sekali pun semua makhluk-Nya sudah tidak ada lagi dan Dia Qadim tidak bermula. Dia juga Tuhan yang mengutus Musa

Ayat 27

Setelah Musa menjelaskan bukti-bukti atas ketuhanan Allah yang mengutusnya, Fir’aun bungkam seribu bahasa, tidak dapat memberi jawaban. Ia lalu mengeluarkan kata-kata yang ditujukan kepada kaumnya untuk meragukan mereka terhadap alasan dan bukti-bukti yang telah dikemukakan Nabi Musa.

Fir’aun berkata, “Wahai kaumku. Sesungguhnya rasul yang mengaku bahwa ia diutus kepada kamu sekalian, sebenarnya adalah orang gila. Ia mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat dipahami dan dimengerti sama sekali karena mengatakan bahwa ada Tuhan selain aku.”


Baca juga: Haruskah Selalu Bersikap Kasar dan Keras Terhadap Orang Kafir dan Munafik? Tafsir Surah At-Taubah Ayat 73


Ayat 28

Pada ayat ini, Musa mengemukakan lagi sifat-sifat Tuhan seru sekalian alam yang mengutusnya. Dia adalah Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya. Dia adalah Tuhan yang menjadikan timur tempat matahari terbit, dan barat tempat matahari terbenam. Dia juga yang menjadikan perjalanan bintang-bintang itu dalam peredaran yang teratur.

Bagi orang yang mau mempergunakan akalnya tentu dapat mengerti bahwa kejadian-kejadian yang demikian itu adalah bukti nyata yang menunjukkan adanya Tuhan yang mengatur segala-galanya dengan rapi dan baik sekali.

Musa pada mulanya menghadapi dan menjawab pertanyaan Fir’aun itu dengan nada lembut dan ucapan yang mantap: “jika kamu mempergunakan akal”. Ucapan itulah yang sesuai untuk menolak tuduhan Fir’aun kepadanya bahwa ia orang gila.

Ayat 29

Pada ayat ini, Allah mengisahkan bahwa ketika Fir’aun tidak dapat melumpuhkan keterangan dan bukti-bukti yang dikemukakan oleh Musa kepadanya, ia lalu berlaku kasar dan mengancam Musa. Fir’aun berkata, “Wahai Musa. Kalau engkau berani menyembah Tuhan selain aku, maka aku akan memasukkan kamu ke dalam penjara.

Di sana akan kamu rasakan siksaan yang amat pedih, perlakuan yang kejam, dan tidak ada belas kasihan sedikit pun.” Siksaan yang diderita orang-orang yang dipenjarakan Fir’aun lebih berat dari pembunuhan, sebab ia memenjarakan seseorang sampai yang bersangkutan  mati.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 30-34


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

tafsir surah al-An'am ayat 116 dan standar kebenaran

Tafsir Surah Al-An’am Ayat 116 dan Standar Kebenaran

0
Mayoritas sering kali dianggap sebagai standar kebenaran dalam banyak aspek kehidupan. Namun, dalam konteks keagamaan, hal ini tidak selalu berlaku. Surah al-An'am ayat 116...