BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 63-64

Tafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 63-64

Tafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 63-64 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai proses dakwah Nabi Isa. Kedua mengenai inti ajaran Nabi Isa.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 61-62


Ayat 63

Ayat ini menjelaskan bagaimana sesungguhnya dakwah Nabi Isa kepada Bani Israil. Nabi Isa menyampaikan pokok-pokok ajaran yang diterimanya dari Allah swt, antara lain tentang iman kepada Allah sebagai Tuhan yang Maha Esa, iman kepada adanya hari kemudian, berbuat baik kepada sesama manusia, dan tidak melakukan perbuatan jahat.

Nabi lsa menegaskan bahwa pokok-pokok ajaran yang disampaikannya itu adalah hikmah, yaitu beragama tauhid yang perlu dijalankan, yakni melakukan perbuatan-perbuatan mulia dan menjauhi perbuatan-perbuatan jahat yang akan menentukan kebahagiaan umat manusia di dunia dan akhirat. (Mengenai rincian apa itu hikmah, baca Surah al-Isra’/17: 23-39).

Nabi Isa juga menjelaskan tugasnya yang lain, yaitu menjelaskan apa yang diperselisihkan oleh Bani Israil. Perselisihan itu ada yang berkenaan dengan masalah agama, misalnya mengenai apakah hewan yang berkuku dan lemak sapi dan domba haram (al-An’am/6:146).

Nabi Isa datang menjelaskan kehalalan semuanya itu (Ali Imran/3:50). Menurut Ibn Jarir, perselisihan itu mengenai persoalan-persoalan dunia, bukan mengenai agama. Hal itu tampaknya berkenaan dengan perpecahan Bani Israil menjadi berbagai sekte yang selalu baku hantam satu sama lainnya.

Setelah itu Nabi Isa meminta mereka bertakwa, yaitu mengerjakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Takwa adalah konsekuensi iman, yaitu menjalankan nilai-nilai yang terkandung dalam hikmah di atas.

Artinya, iman perlu dibuktikan dengan pelaksanaan perbuatan-perbuatan baik tersebut. Dan Nabi Isa meminta umatnya agar mematuhinya, yaitu menjalankan segala yang ia sampaikan dan tidak selalu memperselisihkan ajaran-ajaran agama.


Baca juga: Surah Al Lahab dan Prinsip Kesetaraan dalam Islam


Ayat 64

Nabi Isa menegaskan inti ajaran yang disampaikannya, yaitu bahwa Tuhan hanyalah Allah. Allah adalah Tuhan semua makhluk, Tuhan dia dan Tuhan mereka juga. Konsekuensi mempertuhankan Allah adalah menyembah-Nya dan mengabdi kepada-Nya.

Menyembah Allah adalah mengerjakan ibadah untuk-Nya, dan mengabdi kepada-Nya adalah melakukan perbuatan-perbuatan baik. Maka jangan menyembah selain dari Allah, karena hal itu akan membawa manusia kepada kesesatan.

Itulah jalan yang lurus, yaitu jalan hidup benar yang menjamin kebahagiaan di dunia dan di akhirat. “Jalan lurus” dalam ayat ini adalah tauhid dan perbuatan baik. “Jalan lurus” dalam ayat 61 adalah percaya kepada adanya hari akhirat yang juga menghendaki perbuatan baik.

Dengan demikian “jalan yang lurus” dalam kedua ayat itu sama hakikatnya, karena iman kepada Allah menghendaki manusia iman kepada hari akhirat dan berbuat baik, dan iman kepada hari akhirat juga menghendaki manusia iman kepada Allah dan berbuat baik.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 65-66


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Catatan interpolasi tafsir Jami‘ al-Bayan karya Al-Ijiy pada naskah Jalalain Museum MAJT

Jami’ al-Bayan: Jejak Tafsir Periferal di Indonesia

0
Setelah menelaah hampir seluruh catatan yang diberikan oleh penyurat (istilah yang digunakan Bu Annabel untuk menyebut penyalin dan penulis naskah kuno) dalam naskah Jalalain...