BerandaTafsir TahliliTafsir Surah An-Nahl Ayat 114

Tafsir Surah An-Nahl Ayat 114

Tafsir Surah An-Nahl Ayat 114 berbicara mengenai perintah Allah SWT kepada umat Islam untuk selalu memakan makanan yang halal. Selain itu Allah juga memerintahkan untuk memelihara sumber-sumber kehidupan.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah An-Nahl Ayat 113


Ayat 114

Dalam ayat ini, Allah menyuruh kaum Muslimin untuk memakan makanan yang halal dan baik dari rezeki yang diberikan Allah swt kepada mereka, baik makanan itu berasal dari binatang maupun tanaman.

Makanan yang halal ialah makanan dan minuman yang dibenarkan oleh agama untuk dimakan dan diminum. Makanan yang baik ialah makanan dan minuman yang dibenarkan untuk dimakan atau diminum oleh kesehatan, termasuk di dalamnya makanan yang bergizi, enak, dan sehat.

Makanan yang halal lagi baik inilah yang diperintahkan oleh Allah untuk dimakan dan diminum. Makanan yang dibenarkan oleh ilmu kesehatan sangat banyak, dan pada dasarnya boleh dimakan dan diminum.

Firman Allah swt:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ

Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu  (al-Baqarah/2: 172)

Firman Allah swt:

يَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَآ اُحِلَّ لَهُمْۗ  قُلْ اُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبٰتُۙ وَمَا عَلَّمْتُمْ مِّنَ الْجَوَارِحِ مُكَلِّبِيْنَ تُعَلِّمُوْنَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَكُمُ اللّٰهُ

Mereka bertanya kepadamu (Muhammad), ”Apakah yang dihalalkan bagi mereka?” Katakanlah,”Yang dihalalkan bagimu (adalah makanan) yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang pemburu yang telah kamu latih untuk berburu, yang kamu latih menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. (al-Ma’idah/5: 4)

Makanan dan minuman yang baik-baik tidak haram dimakan, kecuali bilamana Allah swt atau rasul-Nya mengharamkannya.

Firman Allah swt:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُحَرِّمُوْا طَيِّبٰتِ مَآ اَحَلَّ اللّٰهُ لَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوْا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengharamkan apa yang baik yang telah dihalalkan Allah kepadamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (al-Ma’idah/5: 87)


Baca juga: Kritik Sayyid Abdullah al-Ghumari Terhadap Kitab al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an


Makanan yang tersebar di muka bumi dari jenis hewan dan tanaman merupakan nikmat Allah swt yang besar. Manusia seharusnya mensyukuri-nya dengan jalan mengucapkan “Alhamdulillah” dan memanfaatkannya sesuai petunjuk Allah dan rasul-Nya, seperti memakan atau memperjual-belikannya. Nabi saw bersabda:

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ أَنْ يُّحْمَدَ

(رواه الطبراني عن الأسود بن سريع)

Sesungguhnya Allah benar-benar senang terhadap hamba yang mengucap-kan “Alhamdulillah”. (Riwayat at-Tabrani dari al-Aswad bin Sari’)

Termasuk dalam arti bersyukur ialah memelihara dan mengembangkan sumber-sumber bahan makanan agar jangan sampai punah dari permukaan bumi dan untuk memenuhi kebutuhan gizi makanan umat manusia. Dalam memelihara dan mengembangkan hewan atau tanaman itu, kaum Muslimin hendaknya tunduk kepada hukum-hukum Allah yang berlaku, umpamanya tentang ketentuan zakat dan fungsi sosialnya.

Mensyukuri nikmat Allah berarti mengucapkan kalimat syukur ketika memanfaatkan, memelihara, dan mengembangkannya berdasarkan petunjuk-petunjuk Allah, karena Dialah yang memberi anugerah dan kenikmatan itu. Tiap orang mukmin hendaklah menaati ketentuan-ketentuan dan perintah Allah, serta menjauhi larangan-Nya jika benar-benar beriman kepada-Nya.


Baca setelahnya: Tafsir Surah An-Nahl Ayat 115


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian I)

0
Diksi warna pada frasa tinta warna tidak dimaksudkan untuk mencakup warna hitam. Hal tersebut karena kelaziman dari tinta yang digunakan untuk menulis-bahkan tidak hanya...