BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 38-44

Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 38-44

Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 38-44 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai penerimaan Fir’aun terhadap saran yang diajukan oleh para pembesarnya. Kedua mengenai hari terjadinya pertarungan antara para ahhli sihir dan mukjizat Nabi Musa as.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 35-37


Ayat 38

Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa setelah Fir’aun mendapat saran dari pembesar dan pemuka kaumnya supaya tidak gegabah menindak Musa, dan lebih baik mengumpulkan ahli-ahli sihir, maka Fir’aun melaksanakan saran itu. Ia memerintahkan agar para ahli sihir sudah siap pada waktu yang telah ditetapkan, yaitu pada hari yang diumumkan sebagai hari raya.

Ayat 39-40

Pada ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa Fir’aun menyuruh rakyatnya berkumpul, untuk menyaksikan peristiwa yang akan terjadi pada hari yang ditetapkan sebagai hari raya itu. Fir’aun yakin bahwa pihaknya yang akan mendapatkan kemenangan. Ia berpendapat bahwa tak seorang pun dari rakyatnya itu yang akan beriman kepada Musa.

Fir’aun sengaja mengumpulkan semua rakyatnya untuk menyaksikan adu kekuatan antara para pesihirnya dengan Musa, supaya mereka tetap mengikuti para pesihir itu dan berpegang teguh kepada agama mereka.


Baca juga: Bukti Adanya Karamah, Ini 5 Cerita Karamah Para Wali Dalam Al-Qur’an


Ayat 41-42

Pada ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa setelah berkumpul di ruangan tempat Fir’aun, para ahli sihir itu meminta kebijaksanaan Fir’aun supaya mau memberikan bayaran dan menjadikan mereka lebih dekat dengannya apabila menang nanti. Fir’aun menerima baik permintaan itu, bahkan ia berjanji akan menjadikan mereka penasihat yang selalu diajak duduk bersama, dan dijadikan orang-orang yang terdekat dengannya.

Setelah ada pengertian bersama antara ahli-ahli sihir dengan Fir‘aun tentang bayaran dan fasilitas lainnya, mereka kemudian mengadu kekuatan dengan Musa. Mereka bertanya kepadanya, “Wahai Musa! Engkaukah yang lebih dahulu menampilkan dan mendemonstrasikan sihirmu atau kami yang lebih dahulu?”

Ayat 43-44

Ayat ini menggambarkan suasana adu kekuatan antara para pesihir Fir’aun dengan mukjizat Nabi Musa. Musa menawarkan kepada para pesihir itu untuk memulai sihirnya, yang mereka yakini bisa menggugurkan pengakuan Musa sebagai seorang rasul Allah.

Para pesihir Fir’aun segera melemparkan tali-tali yang mereka siapkan seraya menyebut nama Fir’aun, dan mereka merasa yakin akan menang. Dengan kecepatan gerak tangan dan ilmu sihir mereka, tali-tali itu seolah-olah bergerak, mengecoh orang-orang yang menyaksikannya, sehingga mereka menyangka tali-tali itu berubah menjadi ular sesungguhnya, yang merayap ke sana kemari. Hal ini digambarkan dalam firman Allah:

فَاِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ اِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ اَنَّهَا تَسْعٰى

Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka terbayang olehnya (Musa) seakan-akan ia merayap cepat, karena sihir mereka. (Taha/20: 66)

Dengan sihirnya, para pesihir itu telah menakut-nakuti dan mengelabui mata orang banyak. Mereka mengeluarkan segenap kemampuan yang ada pada mereka, dan menganggap telah cukup untuk memperoleh kemenangan dalam adu kekuatan itu.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 45-49


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

tafsir surah at-Taubah ayat 122_menuntut ilmu sebagai bentuk cinta tanah air

Surah at-Taubah Ayat 122: Menuntut Ilmu sebagai Bentuk Cinta Tanah Air

0
Surah at-Taubah ayat 122 mengandung informasi tentang pembagian tugas orang-orang yang beriman. Tidak semua dari mereka harus pergi berperang; ada pula sebagian dari mereka...